Sumpah Palapa adalah suatu pernyataan/sumpah yang
dikemukakan oleh Gajah Mada pada upacara pengangkatannya menjadi Patih
Amangkubhumi Majapahit, tahun 1258 Saka (1336 M).
A. SEJARAH
Sumpah hamukti palapa tersebut sangat menggemparkan para
undangan yang hadir dalam pelantikan Gajah Mada sebagai patih Amangku Bumi. Ra
Kembar mengejek Mahapatih Gajah Mada sambil mencaci maki, undangan yang lain
turut serta mengejek, Jabung Tarewes dan Lembu Peteng tertawa terpingkal
pingkal. Mahapatih Gajah Mada yang merasa terhina akhirnya turun dari paseban
menghadap kaki sang Ratu dan berkata bahwa hatinya sangat sedih dengan
penghinaan tersebut. Akhirnya setelah acara tersebut Mahapatih Gajah Mada
kemudian menyingkirkan Ra Kembar untuk membalaskan dendamnya karena mendahului
mengepung Sadeng. Sumpah hamukti palapa tersebut diucapkan dengan kesungguhan
hati oleh Mahapatih gajah mada , oleh karena itu ia sangat marah ketika
ditertawakan.
Program politik yang dijalankan oleh Mahapatih Gajah Mada
berbeda dengan yang dijalankan oleh Prabu Kertarajasa dan Prabu Jayanagara
dimana dalam masa pemerintahan ke dua tokoh tersebut para menteri kebanyakan
diambil dari orang orang yang terdekat yang dianggap berjasa oleh kedua tokoh
tersebut. Dan ketika orang orang kepercayaan tersebut melakukan pemberontakan
maka pemerintahan tersebut hanya disibukkan oleh pembasmian pemberontakan
sehingga mereka tidak berkesempatan untuk menjalankan politik untuk mengembangkan
wilayah kerajaan.
Demikianlah Mahapatih Gajah Mada dalam menjalankan Politik
Nusantaranya para pejabat – pejabat yang dahulu mengejek dan menertawakannya
disingkirkan satu persatu. Ra Kembar dan Warak yang mengejeknya habis habisan
kemudian disingkirkan.
Dengan adanya Sumpah Hamukti Palapa, maka Mahapatih gajah
mada bercita-cita mempersatukan wilayah Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit.
Sehingga untuk mewujudkan sumpah tersebut, pasukan Majapahit yang dipimpin
Mahapatih gajah mada dan dibantu oleh Adityawarman melakukan politik
ekspansi/penyerangan keberbagai daerah dan berhasil. Atas jasanya Adityawarman
diangkat menjadi Raja Melayu tahun 1347 untuk menanamkan pengaruh Majapahit di
Sumatera. Walaupun ada sejumlah orang yang meragukan sumpahnya, Patih Mahapatih
gajah mada berhasil menaklukkan Nusantara. Daerah Daerah yang dikuasai
Majapahit dibawah Patih Gajah Mada antara lain :
“Bedahulu (Bali) dan Lombok (1343), Palembang, Swarnabhumi
(Driwijaya), Tamiang, Samudra Pasai, dan negeri-negeri lain di Swarnadwipa
(Sumatra) telah ditaklukkan. Lalu Pulau Bintan, Tumasik (Singapura),
Semenanjung Malaya, dan sejumlah negeri di Kalimantan seperti Kapuas, Katingan,
Sampit, Kotalingga (Tanjunglingga), Kotawaringin, Sambas, Lawai, Kandangan,
Landak, Samadang, Tirem, Sedu, Brunei, Kalka, Saludung, Solok, Pasir, Barito,
Sawaku, Tabalung, Tanjungkutei, dan Malano.”
Dengan konsep persatuannya ini, berbuah pada meredanya
pertumpahan darah antar kerajaan-kerajaan tersebut yang semula selalu saling
mengintai dan berupaya saling menguasai melalui jalan peperangan yang
menimbulkan banyak korban terutama terhadap rakyat masing-masing dapat
dihindari dengan pengayoman Majapahit dan semboyan bhinneka tunggal ika, tan
hana dharma mangrwa, diantara kerajaan-kerajaan tersebut kemudian bisa menjadi
lebih menekankan perhatiannya kepada upaya meningkatkan kesejahteraan dan
kemajuannya sendiri maupun bersama-sama. Selain itu juga menjadi lebih kuat
menghadapi ancaman penjajah asing (Tiongkok/Tartar), menggantinya menjadi
hubungan kerjasama dagang dan budaya yang saling menguntungkan masing-masing
pihak.
B. ISI SUMPAH PALAPA
Sumpah Palapa ini ditemukan pada teks Jawa Pertengahan
Pararaton, yang berbunyi :
“Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia
palapa, sira Gajah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa,
lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang,
Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa".
Terjemahan:
“Kamu Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan
puasa. Kamu Gajah Mada, "Jika telah menundukkan seluruh Nusantara dibawah
kekuasaan Majapahit, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun,
Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik,
demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa".
Dari isi naskah ini dapat diketahui bahwa pada masa
diangkatnya Gajah Mada, sebagian wilayah Nusantara yang disebutkan pada
sumpahnya belum dikuasai Majapahit.
C. KEBERHASILAN GAJAH MADA
Beberapa Catatan tentang Keberhasilan Patih Gajah Mada
sebagai berikut :
1.
Memadamkan pemberontakan : Ra Kuti
2.
Keberhasilannya mengawal terjadinya peralihan
kekuasaan saat mangkatnya Jayanegara. Keadanaan istana genting,dan para Ratu (
Tribhuaneswari, Narendraduhita, Pradnya Paramita, Dyah Dewi Gayatri dan Dara
Petak ) bingung karena tidak ada lagi penerus laki-laki. Saat itu merupakan
masa sulit karena penuh intrik, terutama karena ada perseteruan antara
Cakradara dan Kudamerta.
3.
Memadamkan pemberontakan Sadeng pada tahun
1331,sehingga membuat AryaTadah (Patih Majapahit) harus merelakan menyerahkan
jabatannyakepada Mahapatih gajah mada. Sumpah Amukti Palapa,yang berhasil
mempersatukan Nusantara sampai Philipina bag.selatan
4.
Menerbitkan Kitab Hukum Kerajaan Majapahit.
5.
Selain sebagai negarawan, Mahapatih gajah mada
terkenal pula sebagai ahli hukum. Kitab hukum yang ia susun sebagai dasar hukum
di Majapahit adalah Kutaramanawa, berdasarkan kitab hukum Kutarasastra (lebih
tua) dan kitab hukum Hindu Manawasastra, serta disesuaikan dengan hukum adat
yang berlaku.
Walaupun usianya terbilang muda untuk menggantikan posisi
sebagai Majapahit, namun tidak seorang pun yang meragukan pengabdian dan
kesetiaan Mahapatih gajah mada terhadap raja dan negaranya. Dimulai dari
tindakan heroiknya menyelamatkan sang prabu dari kejaran para pengikut pemberontak
Ra Kuti, kemudian membalikkan keadaan dan mengembalikan sang prabu ke
singgasananya. Atas kepemimpinan Mahapatih gajah mada pula, persaingan politik
perebutan takhta antara dua satria pendamping para putri kedaton bisa diredam,
sehingga pergantian kekuasaan setelah mangkatnya prabu Sri Jayanegara bisa
berlangsung mulus.
D. ARTI NAMA TEMPAT
Berikut arti nama-nama tempat yang dimaksud dalam Sumpah
Palapa:
1.
Gurun = Kerajaan Gurun, Pulau Lombok, Nusa
Tenggara Barat
2.
Seran = Pulau Seram, Pulau besar Maluku
3.
Tanjung Pura = Kerajaan Tanjungpura, Kabupaten
Ketapang, Kalimantan Barat
4.
Haru = Kerajaan Aru, Kabupaten Karo, Sumatra
Utara
5.
Pahang = Pahang, Malaysia
6.
Dompo = Kerajaan Dompo, Kabupaten Dompu, Nusa
Tenggara Barat
7.
Bali = Pulau Bali
8.
Sunda = Kerajaan Sunda
9.
Palembang = Palembang atau Sriwijaya
10.
Tumasik = Singapura
E. SELESAINYA
Kerajaan Sunda menjadi bawahan Majapahit setelah pertempuran Bubat tahun 1357. Kerajaan Sunda akhirnya merdeka pada tahun yang tidak diketahui. Penaklukan Sunda oleh Majapahit berarti Gajah Mada akhirnya memenuhi sumpah Palapa-nya.
... Tunggalan padompo pasunda, samangkana sira Gajah Mada mukti palapa. (Bersatu setelah penaklukkan Dompo and Sunda, dengan demikian Gajah Mada makan palapa.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar