Mengenai Saya

Foto saya
Hi, Nama Saya Sandra Bagus Nugroho saya pemilik Blog History Of World Empire

Rabu, 22 Februari 2023

SUMPAH PEMUDA

Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.

Gedung Museum memperingati Kongres Pemuda II

Sumpah Pemuda adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan dua hari, 27—28 Oktober 1928 di Batavia (kini bernama Jakarta). Keputusan ini menegaskan cita-cita akan "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan "bahasa Indonesia". Keputusan ini diharapkan menjadi asas bagi setiap perkumpulan kebangsaan Indonesia dan agar disiarkan dalam berbagai surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan.

Delegasi pemuda Jawa (Jong Java)

Istilah "Sumpah Pemuda" sendiri tidak muncul dalam putusan kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya. Berikut ini adalah bunyi tiga keputusan kongres tersebut sebagaimana tercantum pada prasasti di dinding Museum Sumpah Pemuda. Naskah orisinil diabadikan menggunakan ejaan Van Ophuijsen.

Istilah "Sumpah Pemuda" sendiri tidak muncul dalam putusan kongres tersebut, melainkan diberikan setelahnya. Berikut ini adalah bunyi tiga keputusan kongres tersebut sebagaimana tercantum pada prasasti di dinding Museum Sumpah Pemuda. Naskah orisinil diabadikan menggunakan ejaan Van Ophuijsen.

A.    KONGRES PEMUDA

Kongres Pemuda Indonesia adalah Organisasi Masyarakat yang bergerak dibidang hukum dan sosial, Organisasi tersebut didirikan oleh Pengacara Kondang Pitra Romadoni untuk membangun peran Pemuda dalam menjaga konstitusi dan Pancasila, pada Tahun 2022 Mantan Menteri Pemuda Dan Olahraga Republik Indonesia KRMT Roy suryo diangkat menjadi Ketua Dewan Pembina Kongres Pemuda Indonesia. Tujuan Organisasi tersebut didirikan untuk sosial dan melanjutkan nilai luhur Kongres Pemuda Kesatu dan Kongres Pemuda Kedua selain aktif dibidang sosial Kongres Pemuda Indonesia sangat aktif dibidang Hukum dalam membela kepentingan masyarakat luas, serta turut serta menjaga Persatuan dan Kedaulatan bangsa indonesia serta aktif dalam Lingkungan Hidup Rakyat Indonesia.

Kongres Pemuda (ejaan van Ophuysen: Congres Pemoeda) adalah kongres nasional yang pernah diadakan 2 kali di Jakarta (Batavia). Kongres Pemuda I diadakan tahun 1926 dan menghasilkan kesepakatan bersama mengenai kegiatan pemuda pada segi sosial, ekonomi, dan budaya. Kongres ini diikuti oleh seluruh organisasi pemuda saat itu seperti Jong Java, Jong Sumatra, Jong Betawi, dan organisasi pemuda lainnya. Selanjutnya juga disepakati untuk mengadakan kongres yang kedua.

Kongres Pemuda II, yang diadakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928 dipimpin oleh Soegondo Djojopoespito dari PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia), menghasilkan keputusan penting yang disebut sebagai Sumpah Pemuda. Selain itu pada kongres tersebut Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Supratman juga ditetapkan sebagai lagu kebangsaan.

·         KONGRES PEMUDA PERTAMA

Kongres Pemuda yang pertama ini dilaksanakan di Batavia (Jakarta). Kongres Pemuda I dilaksanakan dari tanggal 30 April - 2 Mei 1926. Kongres Pemuda I diketuai oleh Muhammad Tabrani.

·         KONGRES PEMUDA KEDUA

Kongres kedua ini diselenggarakan selama dua hari. Ketua Kongres Pemuda II dipimpin oleh Sugondo Joyopuspito (PPPI) dan wakilnya Joko Marsaid (Jong Java). Kongres pemuda hari pertama diselenggarakan di gedung Katholikee Jongelingen Bond (Gedung Pemuda Katolik). Hari kedua di gedung Oost Java (sekarang di Medan Merdeka Utara Nomor 14).

Ada pun tujuan kongres pemuda II (yang kemudian dikenal dengan tujuan Sumpah Pemuda) sebagai berikut

1.       Melahirkan cita cita semua perkumpulan pemuda pemuda Indonesia

2.       Membicarakan beberapa masalah pergerakan pemuda Indonesia

3.       Memperkuat kesadaran kebangsaan indonesia dan memperteguh persatuan Indonesia

 

B.     PERSIAPAN KONGRES

Upaya mempersatukan organisasi-organisasi pemuda pergerakan dalam satu wadah telah dimulai sejak Kongres Pemuda Pertama 1926. Sebagai kelanjutannya, tanggal 20 Februari 1927 diadakan pertemuan, tetapi pertemuan ini belum mencapai hasil yang final. Sebagai penggagas Kongres Pemuda Kedua adalah Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Hindia Belanda.

Pada tanggal 3 Mei 1928 diadakan pertemuan lagi untuk persiapan kongres kedua, dan dilanjutkan pada 12 Agustus 1928. Pada pertemuan terakhir ini telah hadir perwakilan semua organisasi pemuda dan diputuskan untuk mengadakan kongres pada bulan Oktober 1928.

C.     PELAKSANAAN

Kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.

Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, diadakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Muhammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia, yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, kongres diadakan di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula mendapat keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Pada rapat penutupan di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri: hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu Indonesia Raya karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo kepada Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres akhirnya ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.

D.    GEDUNG

Bangunan di Jalan Kramat Raya 106, tempat dibacakannya Sumpah Pemuda, adalah sebuah rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok Liong.

Gedung Kramat 106 sempat dipugar Pemda DKI Jakarta 3 April-20 Mei 1973 dan diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973 sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Gedung ini kembali diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 Mei 1974. Dalam perjalanan sejarah, Gedung Sumpah Pemuda pernah dikelola Pemda DKI Jakarta, dan saat ini dikelola Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

E.    ISI DAN MAKNA SUMPAH PEMUDA

Pertama:

Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air Indonesia.

Kedoea:

Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Ketiga:

Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Bunyi ketiga keputusan kongres dalam Ejaan Bahasa Indonesia (ejaan terbaru yang digunakan pada masa kini):

Pertama:

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

Kedua:

Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga:

Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Didalam buku Menguak Misteri Sejarah (2010), Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda merupakan salah satu tonggak sejarah bangsa Indonesia dalam mengawali kesadaran kebangsaan. Sumpah Pemuda mengajarkan nilai-nilai persatuan bangsa dan membuktikan bahwa perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia ternyata dapat disatukan sebagai perwujudan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu”.

F.     RUMUSAN KONGRES

Rumusan Kongres Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada secarik kertas yang disodorkan kepada Soegondo ketika Mr. Sunario tengah berpidato pada sesi terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan) sambil berbisik kepada Soegondo: Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini), yang kemudian Soegondo membubuhi paraf setuju pada secarik kertas tersebut, kemudian diteruskan kepada yang lain untuk paraf setuju juga. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.

G.   PENGIKRAR SUMPAH PEMUDA

Berikut adalah nama-nama tokoh pemuda yang ikut dalam Kongres Pemuda tersebut;

1.    Ketua: Soegondo Djojopoespito

2.    Wakil Ketua: R. M. Joko Marsaid

3.    Sekretaris: Mohammad Yamin (menulis rumusan kongres pemuda kedua)

4.    Bendahara: Amir Sjarifoeddin

5.    Pembantu I: Johan Mohammad Cai

6.    Pembantu II: R. Katjasoengkana

7.    Pembantu III: Rumondor Cornelis Lefrand Senduk

8.    Pembantu IV: Johannes Leimena

9.    Pembantu V: Mohammad Rochjani Su'ud


H.   PESERTA


1.    Abdoel Moethalib Sangadji

2.    Poernamawoelan

3.    Abdul Rachman

4.    Raden Soeharto

5.    Abu Hanifah

6.    Raden Soekamso

7.    Adnan Kapau Gani

8.    Ramelan

9.    Amir (Dienaren van Indie)

10.  Saerun (Keng Po)

11.  Anta Permana

12.  Saharjo

13.  Anwari

14.  angger panji

15.  Arnold Mononutu

16.  Ki Sarmidi Mangunsarkoro

17.  Assaat

18.  Sartono

19.  Bahder Djohan

20.  Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo

21.  Dali

22.  Setiawan

23.  Darsa

24.  Sigit (Indonesische Studieclub)

25.  Dien Pantouw

26.  Siti Sundari

27.  Djuanda

28.  Sjahpuddin Latif

29.  Dr. Pijper

30.  Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken)

31.  Emma Poeradiredjo

32.  Soedjono Djoened Poesponegoro

33.  Halim

34.  R.M. Djoko Marsaid

35.  Hamami

36.  Soekamto

37.  Soekmono

38.  Joesoepadi

39.  Soekowati (Volksraad)

40.  Johanna Masdani

41.  Paul Pinontoan

42.  Soemanang

43.  Kadir

44.  Soemarto

45.  Karto Menggolo

46.  Soenario (PAPI & INPO)

47.  Kasman Singodimedjo

48.  Soerjadi

49.  Koentjoro Poerbopranoto

50.  Soewadji Prawirohardjo

51.  Martakusuma

52.  Soewirjo

53.  Masmoen Rasid

54.  Soeworo

55.  Mohammad Ali Hanafiah

56.  Suhara

57.  Mohammad Nazif

58.  Sujono (Volksraad)

59.  Mohammad Roem

60.  Sulaeman

61.  Mohammad Tabrani

62.  Suwarni

63.  Mohammad Tamzil

64.  Tjahija

65.  Muhidin (Pasundan)

66.  Van der Plaas (Pemerintah Belanda)

67.  Mukarno

68.  Wilopo

69.  Muwardi

70.  Wage Rudolf Soepratman

71.  Nona Tumbel

72.  Aitai Baitawi Karubaba

73.  Poreu Abner Ohee

74.  Pouw Orpa Pallo


I.       PERINGATAN

Sejak tahun 1959, tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai Hari Sumpah Pemuda, yaitu hari nasional bukan hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati peristiwa Sumpah Pemuda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AR (Augmented Reality)

  A.     APA ITU AUGMENTED REALITY AR (Augmented Reality) adalah teknologi yang memperluas dunia fisik dengan cara menambahkan lapisan infor...

HALAMAN